oleh

Banyak Orang Tewas Karena Cuaca Ekstrem Di Eropa

Banyak Orang Tewas Karena Cuaca Ekstrem Di Eropa

Bulatin.com – Jumlah korban tewas selalu jadi bertambah karena cuaca dingin serta membeku yang selalu menerjang beberapa besar benua Eropa.

Gelombang dingin serta salju tidak tipis masih tetap juga akan berjalan, serta juga akan diperparah oleh datangnya Badai Emma.

Beberapa puluh orang dilaporkan tewas di beberapa penjuru benua ini. Banyak salah satunya tewas disergap cuaca dingin waktu mereka tidur pulas.

Di London, seorang pria diketemukan meninggal di satu danau yang membeku. Di Belanda, seorang pria 75 tahun tewas karena jatuh mengenai es waktu lakukan seluncur es, serta dinyatakan wafat dirumah sakit.

Tapi lepas dari bahayanya, banyak warga Eropa yang nikmati cuaca yang membekukan itu.

Beragam aktivitas rekreasi, hiburan serta berolahraga musim dingin segera ramai di semua Eropa. Dari mulai bermain ski salju di jalanan dalam kota di Inggris serta Prancis, sampai seluncur serta kereta luncur di negara-negara yang terlebih dulu langka alami salju.

Resor pinggir pantai di selatan Prancis serta utara Spanyol – yang dalam cuaca terendah pada musim dingin juga, umumnya suhu masih tetap jauh diatas titik beku – berlangsung hujan salju yang langka.

Beberapa tempat seperti San Sebastian di Spanyol alami hujan salju lebat di pantai, sementara Catalunya memperingatkan warga supaya sebisa mungkin tidak usah mengemudi.

Sergapan udara dingin menebar jauh ke selatan hinga Laut Tengah. Roma alami hujan salju pertama dalam enam tahun pada Senin lantas, serta Irlandia alami hujan salju paling lebat dalam sebagian dasawarsa.

Inggris, seperti beberapa negeri beda, alami beragam masalah transportasi. Sementara Skotlandia untuk pertama kalinya dalam sejarah memperoleh tingkat peringatan salju bersandi “merah”, yang bermakna hujan salju serta cuaca dingin dapat membahayakan nyawa.

Cuaca dingin di Inggris dijuluki ” Hewan Buas dari Timur. ” Di Belanda, orang mengatakannya ” Beruang Siberia “. Sementara di Swedia julukannya yaitu ” Meriam Salju. ”

Suhu paling rendah -30C terdaftar di satu puncak pegunungan di Jerman. Pada hari Selasa 27 Februari 2018, salju tampak di tempat kota kuno Pompeii, dekat Napoli di Italia selatan. Walau sebenarnya umumnya disana suhu rata-rata bulan Februari yaitu 6-14C.

Di Paris, suhu menukik sampai -6C, serta beberapa pemakai kendaraan umum berbagi foto stalaktit pada dinding dua stasiun metro.

Tingkat kematian keseluruhannya karena cuaca dingin susah dilaporkan, karna tiap-tiap negara mencatat kematian itu dengan berdiri sendiri.

Kantor berita AFP buat perhitungan sendiri serta menyebutkan kalau paling tidak 46 orang tewas mulai sejak Jumat minggu kemarin.

Sekurang-kurangnya lima orang tewas di Polandia, empat tewas dilaporkan di Prancis, termasuk juga seorang sepuh yang diketemukan tewas diluar gerbang panti jomponya.

Di Lithuania, tiga tewas, serta di Rumania dua tewas termasuk juga seseorang wanita berumur 83 tahun yang diketemukan terjatuh di salju. Di Milan, Italia, seorang pria tunawisma berumur 47 tahun diketemukan tewas.

Disamping itu, penampungan-penampungan darurat untuk beberapa tunawisma di buka di beberapa tempat. Di Belgia, polisi diizinkan untuk menahan orang yang menampik pergi ke tempat penampungan.

Asosiasi tunawisma Jerman menyebutkan seorang wanita wafat di sebuah hutan dekat Leipzig pada hari Senin. Direkturnya, Werena Rosenke, menekan supaya penampungan tunawisma selalu terbuka sepanjang mungkin saja, serta memperingatkan kalau kematian dapat juga berlangsung di siang hari.

Federasi Palang Merah serta Bulan Sabit Merah Internasional menyerukan orang-orang untuk mengecek tetangga mereka yang berisiko.

” Mengetuk pintu mereka untuk mengecek apakah mereka mempunyai semuanya yang diperlukan, juga akan begitu bermakna, ” kata direktur mereka untuk Eropa, Simon Missiri. ” Bahkan juga langkah itu mungkin saja pemilihan pada hidup serta mati. “