Gedung Kesenian Banyumas Sudah Rusak Padahal Masih Baru
Bulatin.com – Baru satu bulan diresmikan, Gedung Kesenian Kabupaten di Taman Budaya Banyumas jadi tujuan beberapa pelaku vandalisme yang suka corat-coret tembok. Diluar itu, gedung yang diperuntukkan untuk kegiatan seni ataupun budaya itu juga alami beberapa kerusakan dan nampak kumuh dirimbuni semak rumput liar serta beberapa sarana telah rusak.
Di bagian selatan serta belakang gedung seumpama, aktor vandalisme mencorat-coret dinding serta kaca. Tengah di bagian utara, semak rumput liar tumbuh tinggi tutup dinding.
Ironisnya, Pemerintah Kabupaten Banyumas, yaitu Dinporabudpar mengakui terhalang untuk menangani dua persoalan itu.
Kepala Bagian Kebudayaan Dinporabudpar Banyumas, Deskart Jatmiko menyebutkan pihaknya belum juga mempunyai kuasa penuh baik untuk pengelolaan dan perawatan Gedung Kesenian itu. Pasalnya, gedung itu masih dalam pengelolaan PU serta statusnya baru usai pelaksanaan. Saat ini, ia katakan masih tetap menanti saat enam bln. dalam pemeliharaan kontraktor.
” Dari pantauan kami memanglah ada laporan sekian. Lantai di pementasan menggelembung, atap juga beberapa bocor, ” tutur Deskart.
Deskart juga berpandangan tindakan para aktor vandalisme berlangsung sebab belum juga ada pengamanan. Baru-baru ini, pihaknya sudah memberikan tugas lima orang untuk mengelola kompleks bangunan. Pengelola itu terbagi dalam satu PNS serta tiga warga setempat untuk membantu perawatan kebersihan serta keamanan.
” Sekarang ini cuma itu yang dapat kami kerjakan. Untuk agenda aktivitas seni serta budaya, tetaplah dapat diperlukan, ” tuturnya.
Ia mengharapkan, April yang akan datang saat dengan penuh sudah diserahkan pada Dinporabudpar, Gedung Kesenian diharapkan telah ada perbaikan. Ia juga telah bekerjasama dengan Dinas PU serta kontraktor.
Taman Budaya Banyumas sendiri berdiri di luasan tanah 1, 7 hektare di Jalan Pancurawis, Kelurahan Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan. Pembangunan semua Taman Budaya Banyumas yang di isi berbagai gedung lebih kurang juga akan menggunakan biaya Rp 30 miliar.
