Harimau Bonita di Indragiri Hilir Masih Diburu
Bulatin.com – Harimau Sumatera yang menewaskan dua warga Desa Tanjung Simpang Kanan Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir belum di tangkap sampai sekarang ini. Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Propinsi Riau kerepotan sampai memohon pertolongan sniper dari TNI-Polri setempat untuk menghadapi serangan harimau bernama Bonita itu.
Dari hasil rapat bersama pada BBKSDA, Pemkab Inhil, serta TNI Polri dan tokoh orang-orang setempat, mereka membuat tim gabungan serta membagi pekerjaan dengan membangun 2 posko penangkapan harimau itu.
” Dari kepolisian ada empat personel yang disebar semasing dua orang untuk setiap posko. Karena ada dua posko yang dibuat sesuai sama hasil rapat, ” tutur Kapolsek Pelangiran Iptu Muhammad Rafi, Kamis (15/3).
Dalam usaha penangkapan serta antisipasi serangan hewan buas dilindungi itu, polisi serta TNI diperlengkapi senjata laras panjang. Itu dipakai untuk berjaga-jaga bila harimau lakukan serangan pada tim. Penembak tepat polisi serta TNI juga turut gabung dengan tim.
” (Sniper) dari rekanan TNI ada sekitaran empat personel juga. Diluar itu ada pertolongan personel yang lain dari Polres Inhil sejumlah dua orang, ” ucap Rafi.
Petugas TNI-Polri bersenjata itu adalah keinginan dari pihak BBKSDA Propinsi Riau untuk keadaan darurat, bila Bonita lakukan penyerangan pada petugas, dengan catatan bila keadaannya sangat terpaksa.
Mulai sejak Januari sampai Maret 2018, telah 2 orang warga diterkam Harimau di Kecamatan Plangiran Kabupaten Indragiri Hili Propinsi Riau. Karenanya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau segera ke tempat guna lakukan penangkapan. Mereka menaikkan personel dibantu kepolisian serta TNI setempat.
Dua korban itu yaitu Jumiati serta Yusri. Keduanya meninggal dunia karena terkaman taring serta cakar hewan karnivora itu. Tetapi, daging ke dua korban tidak dikonsumsi, cuma ada luka cakaran serta gigitan taring tapi mematikan.