oleh

Jateng Dinilai Dalam Kondisi Darurat Pendidikan

Jateng Dinilai Dalam Kondisi Darurat Pendidikan

Bulatin.com – Pendidikan sekarang ini belum jadi taraf prioritas untuk keperluan dasar minimal. Diluar itu, tuntutan profesionalitas serta linieritas buat tenaga pendidikan dikotak-kotakkan jadi banyak kelompok, sesaat tugas serta tanggung jawab sama.
Pernyataan itu di sampaikan Muh Zen Adv, anggota Komisi E DPRD Jateng, dalam diskusi Meneropong Masa Depan Lewat Pendidikan (Mengurai Masalah serta Jalan keluar Pendidikan Jateng).
” Masalah beda yang sering berlangsung di ranah institusi pendidikan terkait dengan terdapatnya asumsi stereotip pada institusi pendidikan swasta yang lalu melahirkan sikap dikotomi serta buat disparitas tajam pada institusi swasta serta negeri, ” tuturnya, Kamis (8/3).
Dia juga menyatakan, ada ketidakadilan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi negeri serta swasta. ” Padahal kenyataannya, dalam beberapa hal institusi pendidikan swasta sudah memberi peran riil berbentuk pendidikan serta pengajaran di orang-orang. Misalnya bisa diliat dari banyak instansi pendidikan swasta di setiap kecamatan serta desa, ” tuturnya.
Di pihak beda, lanjutnya, masalah yang tidak kalah krusial dalam pendidikan yaitu tak ada satu juga daerah yang menganggarkan APBD untuk pendidikan diatas 20 persen diluar dana BOS kecuali DKI Jakarta.
” APBD di Jawa Tengah baru menganggarkan 2, 9 persen untuk alokasi pendidikan, jauh dibawah DKI Jakarta yang menjangkau 22 persen. Tumpang tindihnya pembiayaan pendidikan pada nasional serta regional jadi klaim sepihak untuk daerah atas besaran biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan, ” tandasnya.
Terakhir, Zen menyebutkan, sekarang ini Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan di Jawa Tengah sebesar 86, 27 persen, Angka Partisipasi Sekolah (APS) sebesar 67, 90 persen serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 58, 49 persen.
” Penyebabnya paling utama yaitu aspek kemiskinan yang beresiko besar ke semua susunan. Angka-angka itu meletakkan Jawa Tengah di ranking 24 dengan nasional, ini sekalian jadikan Jawa Tengah ada di zone darurat pendidikan, ” ungkap Zen.
Sesaat Tri Widodo, Ketua PGRI KSPI Jawa Tengah, mengatakan butir masalah pendidikan sebagai sorotan terkait dengan tenaga pendidik, regulasi serta system pendidikan. Masalah tenaga pendidik masih ada di sekitar masalah yang ajeg, yakni terkait dengan masalah primordialisme serta pragmatisme.
” Masalah primordialisme meliputi tanggung jawab serta panggilan jiwa seseorang pendidik. Sedang masalah pragmatisme meliputi kesejahteraan yang tidak berbanding lempang dengan beban serta tanggung jawab seseorang pendidik, ” tuturnya.