Kasus Kematian Akseyna Masih Tanda Tanya
Bulatin.com – Pas tiga tahun, masalah kematian Akseyna Ahad Dori atau Ace belum juga menjumpai titik jelas. Mahasiswa Kampus Indonesia itu pada 26 Maret 2015 diketemukan mengambang di Danau Kenanga, persisnya dekat gedung rektorat.
Sampai saat ini polisi belum sukses membuka aktor pembunuhan mahasiswa jenius itu. Walau sebenarnya beberapa saksi telah disuruhi info. Tetapi seakan buntu, saksi itu gagal membawa polisi pada jati diri pembunuh Ace.
Keluarga juga masih tetap selalu mengharapkan supaya masalah kematian Akseyna ini dapat selekasnya tersingkap. Termasuk juga membuka siapa pembunuhnya. Beberapa petinggi di Unit Reserse serta Kriminil Polresta Depok juga telah bertukar namun masih tetap saja masalah ini belum juga tersingkap. ” Kami mengharapkan dituntaskan, jangan pernah dihentikan, ” kata Mardoto, bapak Akseyna, Senin (26/3).
Pihak keluarga masih tetap selalu mengharapkan besar pada Kepolisian untuk buka sesi baru masalah ini. Serta keluarga hingga sekarang ini masih tetap menyimpan keyakinan serta keinginan besar pada Polresta Depok.
Diluar itu, pihak universitas juga dianggap miliki tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah ini. Pasalnya, Akseyna waktu itu masih tetap terdaftar jadi mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA. Serta waktu diketemukan jasadnya juga berada di dalam lingkungan kampus.
Bapak Akseyna mengakui masih tetap selalu berkomunikasi dengan polisi. Bahkan juga Mardoto meluangkan diri berkunjung ke Polresta Depok cuma untuk bertanya perubahan masalah anaknya. Walau sebenarnya tempat tinggal Mardoto di Yogyakarta. ” Waktu itu saya tengah bertandang ke Jakarta, ” ceritanya.
Di Polresta Depok, Mardoto berjumpa dengan Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Putu Kholis Aryana. Dia juga bertanya masalah masalah anaknya. ” Belumlah ada progress, cuma tuturnya baru ada satu bukti, sedang untuk menunjukkan masalah mesti ada minimum dua bukti, ” tuturnya.
Selanjutnya disebutkan kalau polisi tidak memberitahukan bukti yang disebut itu. Dia mengerti hal tersebut yaitu kewenangan penyidik. ” Tapi saya mengharapkan polisi mengerahkan seluruh upayanya membongkar momen itu. Terlebih, Korps Bhayangkara mempunyai kekuatan mengusut beberapa masalah susah, ” lanjutnya.
Bahkan juga dia menjelaskan, untuk masalah besar yang lain saja polisi dapat secara cepat membuka. Serta dia mempertanyakan kenapa untuk masalah anaknya begitu susah disibak. ” Masalah lain saja, beberapa kasus teroris di Indonesia mudah tersingkap, Akseyna yang diketemukan tewas ditempat terbuka serta lingkungan masa tidak dapat disibak, ” tutupnya.