oleh

lahan Pemakaman Umum Dijadikan Tambang Ilegal

lahan Pemakaman Umum Dijadikan Tambang Ilegal

Bulatin.com Warga RT 03 kelurahan Lempake di kecamatan Samarinda Utara, Samarinda, Kalimantan Timur, di buat berang. Akibat kesibukan tambang batubara, pemakaman turut digasak alat berat. Diduga kuat, kesibukan tambang itu dibekingi Aipda Po, seseorang personel Polri di Samarinda.
Info didapat, kesibukan tambang emas hitam itu, telah berjalan kurang lebih 3 bulan terakhir. Tidak kurang 10 makam, ikut digusur paksa galian tambang. Warga juga mencari tahu, beking aktivitas ilegal itu.
” Saya check (bertanya ke operator alat berat), ada sekitaran 210 ton batubara telah diangkut. Itu miliki anggota polisi, ” kata warga setempat, Samim (50), didapati wartawan, Rabu (21/2).
Kebenaran aktivitas tambang batubara itu, disidak tim Pemkot yang dipimpin Penjabat Wali Kota Samarinda Zairin Zain pagi barusan. Zairin dibikin geleng kepala dengan kenyataan kalau makam dibongkar tambang batubara.
” Segera sidak ke makam yang digali. Kita saksikan segera di lapangan, begitu moral orang yang mengerjakan, menggali seperti itu. Bahkan pagar makam telah ada, itu hak orang tidak bisa diganggu, ” kata Zairin, didapati wartawan, Rabu (21/2).
Dari info didapat Zairin, warga memohon pagar serta makam yang dibongkar, selekasnya dikembalikan. ” Itu satu hal yang tidak ada moralitas, pada pemakaman. Kita rapatkan barisan, terhadap hang berganggungjawab dengan tambang itu, ” katanya.
Pengawasan tambang batubara kabupaten serta kota, sekarang ini memang ada di tangan Pemprov Kalimantan timur. ” Saya telah infokan Kadis Pertambangan (propinsi Kaltim). Tetaplah, sistem hukum jalan. Siapa saja, sistem hukum
Didapati merdeka. com di kantornya, Kapolresta Samarinda Kombes Vendra Riviyanto menyebutkan, aktivitas tambang batubara itu dilaporkan warga ke Polsekta Samarinda Utara, serta diteruskan ke Polresta Samarinda.
Dia juga telah mendengar sangkaan tambangn batubara itu dibeking personil Polri. Meski sekian, Vendra tidak mau menyebut tempat pekerjaan serta asal unit personel Polri itu. ” Masih penyelidikan. Bila step penyelidikan ya Provost ada, Reskrim ada juga, ” singkatnya.