oleh

Jawa Barat Dinilai Memiliki Banyak Potensi Besar

Jawa Barat Dinilai Memiliki Banyak Potensi Besar

Bulatin.com Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengakui siap mewujudkan gagasan hubungan kerja antar propinsi dari sisi perdagangan. Terlebih, Jawa Barat miliki banyak potensi yang dapat berkontribusi untuk daerah beda.
Itu di sampaikan disela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Semua Indonesia (APPSI) di The Trans Luxury Hotel, Kamis (21/2) malam. Pria yang akrab disapa Aher ini menyebutkan Jawa Barat miliki banyak komoditas unggulan yang dapat dipadukan. Terkecuali tekstil, ada juga ayam potong, kopi serta teh.
” 70 % keperluan teh nasional dipasok dari Jawa barat. Jawa barat juga kuat di perikanan, ” tuturnya.
Hubungan kerja yang dibuat pastinya akan buat biaya logistik dapat ditekan. Karena jarak pengirimannya relatif lebih dekat bila dibanding dengan jalur luar negeri. Bila telah demikian, jadi harga jual semakin lebih murah yang beresiko pada penguatan daya saing dengan pasar luar negeri.
” Tol laut melancarkan arus perjalanan logistik. Itu jadi media penyelesaian dalam soal transportasi, ” paparnya.
” Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang ini begitu penting keberadaannya. Karena menghimpit ongkos logistik yang buat barang lebih murah hingga daya saing dapat tinggi, ” Aher memberikan.
Dalam konteks perdagangan, kekurangan di satu daerah penyelesaiannya tidaklah perlu import, tapi dapat antar propinsi. Dalam kesempatan itu, Ahmad Heryawan mengharapkan hubungan kerja yang dibicarakan dapat terealisasi. Lantas, dapat diteruskan oleh beberapa penerusnya, mengingat tahun ini yaitu periode terakhirnya menjabat jadi Gubernur.
” Saya mengharapkan gubernur yang nanti meneruskan hubungan kerja serta dapat tampak jadi tambah baik, ” ujarnya.
Disamping itu, Ketua Umum APPSI Syahrul Yasin Limpo menerangkan, penguatan perdagangan antar daerah dapat jalan bila semua Propinsi miliki sinergitas yang baik. Dalam realisasinya, konsep yang akan dipakai yaitu menyilangkan keunggulan product serta komoditi yang berada di satu daerah ke daerah beda yang memerlukan.
Sampai kini, tujuan akselerasi pemenuhan keperluan komoditas masih memercayakan luar negeri. Walau sebenarnya untuk komoditas spesifik tidak perlu impor karena ada di propinsi beda. Misalnya, satu yang lemah dalam product tekstil dapat memercayakan Jawa barat yang kuat di bidang itu. Atau, bila satu daerah kekurangan beras, dapat bekerjasama dengan Sulawesi Selatan yang senantiasa surplus.
Tetapi, koordinasi serta kajian mesti disediakan begitu masak. Oleh karena itu, dalam Rakernas akan disetting serta diklasifikasi potensi komoditas di setiap daerah. Sampai kini, Gubernur bergelut sendiri-sendiri dalam merampungkan problem yang ada. ” Kita duduk bersama sekarang. Nanti bila telah final, diperkuat oleh kementerian dibawah Presiden, ” ucapnya.
” Kami perlu difasilitasi, asistensi hingga ini dapat jalan dengan baik, terlebih membuat konektivitas yang sampai kini jadi beban, ” terangnya.