oleh

Seorang Lansia Ketakutan Ketika Mencoba Kereta Khusus Bandara

Seorang Lansia Ketakutan Ketika Mencoba Kereta Khusus Bandara

Bulatin.com – Sejumlah 70 difabel asal Kota serta Kabupaten Tangerang, Banten, terlihat ketertarikan coba memakai transportasi paling baru di Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Skytrain atau kereta layang yang berada di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Rabu, 21 Maret 2018.

Tetapi kenyataannya, satu dari 70 difabel itu yaitu, Kuswanto (80 tahun) warga Kota Tangerang, menangis waktu akan menaiki Skytrain menuju Terminal 1, Bandara Soekarno-Hatta. Hal itu karena rasa takutnya jika mendadak kereta layang itu mati di dalam perjalanan.

” Saya takut (Skytrain) mati di dalam jalan. Deg-degan juga. Mana saya kan sulit jalan karna kaki hanya satu serta satu sekali lagi gunakan kaki palsu, ” kata Kuswanto yang kehilangan kaki kanannya karena tertimpa besi pada tahun 1997.

Tetapi, salah seseorang petugas pendamping, Aryo, memberi keterangan kalau kereta paling baru itu tidak juga akan berhenti serta bisa mengantarkan beberapa penyandang disabilitas itu hingga di tempat tujuan.

” Janganlah takut, mesti cobanya kapan sekali lagi, ini tidak juga akan berhenti di pertengahan jalan, ” tutur Aryo.

Aktivitas coba perjalanan memakai skytrain itu adalah rangkaian acara sesudah ada pemberian pertolongan kaki palsu oleh PT. Angkasa Pura II pada beberapa puluh penyandang disabilitas tersebut di Gedung 600 Angkasa Pura II.

Menurut Direktur Paling utama PT. Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, pertolongan itu teratur tiap-tiap tahunnya dikerjakan perusahaan punya negara itu dengan pertahun pertolongan yang di keluarkan yaitu, 377 kaki palsu.

” Ini memanglah teratur pastinya untuk menolong anak, adik serta saudara kita supaya bisa melakukan aktivitas normal, serta yang terlebih tidak kurang percaya diri. Yang akan datang, juga akan ada 400 kaki palsu yang juga akan kami beri juga di tiap-tiap tempat bandara dalam pengelolaan Angkasa Pura II, ” katanya. Skytrain ke Terminal 2 Bandara Soetta.

Pemberian kaki palsu diserahkan dengan simbolis oleh Awaluddin pada bocah berumur 17 tahun yaitu, Febrianto warga Cisoka, Tangerang yang perlu kehilangan kakinya mulai sejak usia 8 tahun karena tertabrak truk pasir selesai pulang sekolah.

Pada pemberian itu, remaja yang masih tetap duduk di bangku 2 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) ini menangis karena suka memperoleh kaki palsu sesudah sepanjang 8 tahun mesti jalan dengan satu kaki serta memperoleh ejekan dari beberapa rekan sepantarannya.

” Suka sekali, saya dapat jalan dengan dua kaki, tak perlu gunakan kayu sekali lagi buat bantu saya jalan. Saya juga tidaklah perlu diejek sekali lagi sama rekan-rekan saya, karna saya miliki dua kaki saat ini, ” tuturnya yang didampingi sang bapak, Rohman.